Lamaran
Jingga (4)
Written
by Indri Permana
“Kok adek mau sih jadi pengajar di SLB?”
Aris bertanya setelah lama mereka hanya berdiam diri dalam perjalanan. “Karena
disana aku bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih berguna.” Aris hanya manggut-manggut
mendengar jawaban dari Jingga. Walaupun terlihat begitu banyak hal yang ingin
ia tanyakan kepada gadis itu, dia ternyata cukup bisa menahan diri.
“makasih
kak sudah mau repot-repot nganterin aku,” seru Jingga sesudah mereka sampai di
tempatnya mengajar. “Semangat dek! Mereka butuh kamu.” Jingga hanya tersenyum
mengangguk dan berlalu meninggalkan Aris. Yang ditinggalkan juga tersenyum, dan
menatap punggung Jingga yang menjauh sampai benar-benar tak terlihat lagi.
***
Sudah
satu bulan lebih semenjak hari dimana Aris mengantarkan Jingga. Mereka kini
sudah jauh lebih dekat. Dan bisa saja benih cinta di antara mereka sudah
benar-benar tumbuh. Walau mungkin masih terlalu singkat untuk mengakui perasaan
tersebut. Namun, ada satu hal yang membuat Jingga selalu membunuh perasaan yang
muncul tiap kali ia merasakan kenyamanan dengan Aris. Entahlah, ia tak mungkin
melupakan rasa sakit yang begitu hebat bertakhta di hati dan pikirannya.
“Kamu
gak bisa seperti ini selamanya Jingga!” ia berkata seperti itu pada dirinya
sendiri di depan cermin. “Apa yang harus aku lakukan?” ia berteriak kembali
pada dirinya sendiri di cermin. “Dasar Bodoh!” kali ini ia menjatuhkan dirinya
ke atas kasur, menenggelamkan wajahnya pada bantal. Dia merasa gemas juga pada
dirinya sendiri. Tiba-tiba terdengar nada panggilan dari ponselnya. Secepat
kilat ia merangkak dari kasur dan tangannya menggambil ponsel kemudian
menggangkat telepon yang ternyata dari Aris.
“Assalamu’alaikum,
ada apa kak?” Jingga menahan napas sejenak, “ketemuan? Sore ini?” Tanyanya kaget,
“oke, sampai jumpa nanti kak! Wa’alaikumsalam.” Fiuhhh….. Ia akhirnya bisa
bernapas kembali. Mungkin untuknya hanya sekedar mengangkat telepon dari Aris
pun adalah sebuah ujian hebat!
Hari
ini sabtu, dan ia bebas tugas dari mengajar. Untuk urusan mengirim naskah
dongeng dan cerita anak sudah ia kurangi. Karena sekarang banyak orang yang
sudah mahir dan lebih ahli dari Jingga. Sehingga ia ingin mundur perlahan dan
fokus kepada tujuannya mengajar anak didik berkebutuhan khususnya. Hari yang
biasanya dilewati dengan begitu santai. Sekarang malah dilewati dengan penuh
ketegangan dan was-was. Bagaimana tidak? Sudah sejak tiga tahun yang lalu ia
tak pernah mau jalan bareng dengan laki-laki. Sekarang malah ia pasrah saja
diajak ketemuan, mungkin saja sore ini dia dinner.
“Yang
ini bagus ga! Kayak semi formal gitu, kalo kerudungnya pake yang ini, cocok
deh!” sahut Giana, ahli fashion sementara yang ia hubungi untuk membantunya.
Namun, yang diberi masukkan malah tak menanggapi dan sibuk tengkurap sambil
membaca majalah di kasur yang penuh sesak dengan baju. Ia bahkan terlihat sibuk
sendiri dengan pikirannya. “ga? Jinggaaa! Loe denger gua gak sih?” teriak Giana
sedikit kesal. “heem….” Jawabnya asal. “mikirin apa sih? Mantan loe si gila
itu?” Tanya Giana gemas. “okeh, gini deh! Di masa lalu, mungkin dia berarti dan
berharga buat loe, tapi di masa depan entah jadi apa tuh orang.” Jingga
termenung mendengar ucapan temannya, dan tiba-tiba tanpa permisi mencubit kedua pipi Giana
dengan gemas. “Makasih Gi, udah selalu ada buat aku kapanpun aku butuh. You are
the best!” ucap Jingga sambil mengedipkan mata. Teman Jingga itu terbahak lalu
menimpali, “yang jatuh cinta tambah puitis dan penyayang gitu ya?”
***
Waktu
berlalu dengan begitu cepat. Tiba saatnya acara ketemuan Jingga dan Aris
berlangsung. Namun, apa yang dipikirkan Jingga dengan kenyataan yang Aris
berikan benar-benar berbeda 180 derajat! Ia pikir, Aris akan mengajaknya ke
sebuah restorant mewah dengan menu yang super wahh. Lalu malam ini akan
dilewati dengan begitu romantis dan menakjubkan. Ini benar-benar sangat di luar
ekspetasi!
Maafin ya kelanjutan yang ini agak sedikit telat karena ada beberapa kesibukan jadi Maru *cieee :D semoga tetap menghibur dan ikuti terus kelanjutannya :) I Love You All My Beloved Readers :*({}) Wasssalamu'alaikum
Dibawa kemana si Jingga???😮hihi aku tunggu lanjutannya😘
BalasHapusKemana hayoo 😁
Hapus