Minggu, 24 Juli 2016

Cerbung: Lamaran Jingga

Lamaran Jingga (4)
Written by Indri Permana


“Kok adek mau sih jadi pengajar di SLB?” Aris bertanya setelah lama mereka hanya berdiam diri dalam perjalanan. “Karena disana aku bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih berguna.” Aris hanya manggut-manggut mendengar jawaban dari Jingga. Walaupun terlihat begitu banyak hal yang ingin ia tanyakan kepada gadis itu, dia ternyata cukup bisa menahan diri.
            “makasih kak sudah mau repot-repot nganterin aku,” seru Jingga sesudah mereka sampai di tempatnya mengajar. “Semangat dek! Mereka butuh kamu.” Jingga hanya tersenyum mengangguk dan berlalu meninggalkan Aris. Yang ditinggalkan juga tersenyum, dan menatap punggung Jingga yang menjauh sampai benar-benar tak terlihat lagi.
***
            Sudah satu bulan lebih semenjak hari dimana Aris mengantarkan Jingga. Mereka kini sudah jauh lebih dekat. Dan bisa saja benih cinta di antara mereka sudah benar-benar tumbuh. Walau mungkin masih terlalu singkat untuk mengakui perasaan tersebut. Namun, ada satu hal yang membuat Jingga selalu membunuh perasaan yang muncul tiap kali ia merasakan kenyamanan dengan Aris. Entahlah, ia tak mungkin melupakan rasa sakit yang begitu hebat bertakhta di hati dan pikirannya.
            “Kamu gak bisa seperti ini selamanya Jingga!” ia berkata seperti itu pada dirinya sendiri di depan cermin. “Apa yang harus aku lakukan?” ia berteriak kembali pada dirinya sendiri di cermin. “Dasar Bodoh!” kali ini ia menjatuhkan dirinya ke atas kasur, menenggelamkan wajahnya pada bantal. Dia merasa gemas juga pada dirinya sendiri. Tiba-tiba terdengar nada panggilan dari ponselnya. Secepat kilat ia merangkak dari kasur dan tangannya menggambil ponsel kemudian menggangkat telepon yang ternyata dari Aris.
            “Assalamu’alaikum, ada apa kak?” Jingga menahan napas sejenak, “ketemuan? Sore ini?” Tanyanya kaget, “oke, sampai jumpa nanti kak! Wa’alaikumsalam.” Fiuhhh….. Ia akhirnya bisa bernapas kembali. Mungkin untuknya hanya sekedar mengangkat telepon dari Aris pun adalah sebuah ujian hebat!
            Hari ini sabtu, dan ia bebas tugas dari mengajar. Untuk urusan mengirim naskah dongeng dan cerita anak sudah ia kurangi. Karena sekarang banyak orang yang sudah mahir dan lebih ahli dari Jingga. Sehingga ia ingin mundur perlahan dan fokus kepada tujuannya mengajar anak didik berkebutuhan khususnya. Hari yang biasanya dilewati dengan begitu santai. Sekarang malah dilewati dengan penuh ketegangan dan was-was. Bagaimana tidak? Sudah sejak tiga tahun yang lalu ia tak pernah mau jalan bareng dengan laki-laki. Sekarang malah ia pasrah saja diajak ketemuan, mungkin saja sore ini dia dinner.
            “Yang ini bagus ga! Kayak semi formal gitu, kalo kerudungnya pake yang ini, cocok deh!” sahut Giana, ahli fashion sementara yang ia hubungi untuk membantunya. Namun, yang diberi masukkan malah tak menanggapi dan sibuk tengkurap sambil membaca majalah di kasur yang penuh sesak dengan baju. Ia bahkan terlihat sibuk sendiri dengan pikirannya. “ga? Jinggaaa! Loe denger gua gak sih?” teriak Giana sedikit kesal. “heem….” Jawabnya asal. “mikirin apa sih? Mantan loe si gila itu?” Tanya Giana gemas. “okeh, gini deh! Di masa lalu, mungkin dia berarti dan berharga buat loe, tapi di masa depan entah jadi apa tuh orang.” Jingga termenung mendengar ucapan temannya, dan tiba-tiba tanpa permisi mencubit kedua pipi Giana dengan gemas. “Makasih Gi, udah selalu ada buat aku kapanpun aku butuh. You are the best!” ucap Jingga sambil mengedipkan mata. Teman Jingga itu terbahak lalu menimpali, “yang jatuh cinta tambah puitis dan penyayang gitu ya?”
***

            Waktu berlalu dengan begitu cepat. Tiba saatnya acara ketemuan Jingga dan Aris berlangsung. Namun, apa yang dipikirkan Jingga dengan kenyataan yang Aris berikan benar-benar berbeda 180 derajat! Ia pikir, Aris akan mengajaknya ke sebuah restorant mewah dengan menu yang super wahh. Lalu malam ini akan dilewati dengan begitu romantis dan menakjubkan. Ini benar-benar sangat di luar ekspetasi!

Maafin ya kelanjutan yang ini agak sedikit telat karena ada beberapa kesibukan jadi Maru *cieee :D semoga tetap menghibur dan ikuti terus kelanjutannya :) I Love You All My Beloved Readers :*({}) Wasssalamu'alaikum

2 komentar: